Senin, 06 Juli 2020

Routing Fundamental statis dan dinamis

Pertemuan 13

Routing Fundamental

12183456-Lindia
12.4B.13

Jaringan adalah kumpulan dari berbagai komputer dan device yang saling terhubung antara satu dengan lainnya. Hubungan dalam satu jaringan ini bisa disebut juga network link. Dalam suatu jaringan ada satu komputer utama yang berfungsi menjadi server dan ada yang menjadi client, tidak lupa dalam menyebarkan semua jaringan kepada user menggunakan perangkat router.
Router adalah protokol jaringan yang berfungsi untuk meneruskan rute jaringan dari satu jaringan menuju jaringan yang lain. Pada saat router memindahkan paket data dari satu router ke router lainnya dalam jaringan dinamakan proses routing. Dalam setiap pengiriman datanya, router membedakan kepada setiap user dengan menggunakan IP address yang berbeda untuk menghindari tabrakan (collision).

Perbedaan Routing Statis dan Dinamis

Routing static dan routing dinamis
Routing static dan routing dinamis

Berdasarkan bagaimana table routing itu dibuat, routing dibedakan menjadi dua yaitu Static Route (Routing Statis) dan Dynamic Route (Routing Dinamis). Berikut ini perbedaan routing statis dan routing dinamis dilihat dari beragai aspek.
Tabel Routing 
Tabel routing statis dibuat atau diubah secara manual oleh administrator. Sedangkan routing dinamis dibuat otomatis oleh sistem.
Routing statis memerlukan penyesuaian ulang oleh administrator. Sedangkan routing dinamis akan otomatis meyesuaikan.
Static routing tidak memakan resource, karena tabel routing dibuat manual. Sedangkan routing dinamis akan memakan resources (CPU, Memori, Bandwidht) karena setiap beberapa detik router akan berkomunikasi dengan router sekitarnya untuk mengupdate tabel routing.
Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis karena routing statis tidak akan membuat tabel routing selain apa yang dikonfigurasikan oleh administrator.
Routing Statis
Routing static
Routing static
Kelebihan Routing Statis
  • Meringankan kinerja dari prosesor router karena pemrosesan sudah tersebar pada setiap router.
  • Menghemat bandwidth karena tidak ada bandwidth yang terbuang saat terjadi pertukaran paket.
  • Memperoleh informasi dari isi tabel routing pada saat terjadi proses tukar menukar paket.
  • Routing statis lebih aman
  • Administrator bebas menentukan jalur jaringan
Kekurangan Routing Statis
  • Network admin harus mengetahui segala informasi tentang router yang tersambung.
  • Hanya bisa untuk jaringan berskala kecil
  • Konfigurasi lebih rumit apalagi kalau banyak komputer yang terhubung
  • Membutuhkan waktu konfigurasi yang lebih lama
  • Jika ada jalur yang rusak jaringan akan terhenti
Routing Dinamis
Routing dinamis
Routing dinamis
  • RIP (Routing Information Protocol)
  • IGRP (Internal Gateway Routing Protocol)
  • OSPF (Open Shortest Path First)
  • BGP (Border Gateway Protocol) 
Kelebihan Routing Dinamis
  • Proses konfigurasi jaringan lebih cepat
  • Bisa digunakan untuk jaringan berskala besar
  • Jika ada jalur yang rusak tetap aman
  • Jalur ditentukan secara otomatis oleh sistem
Kekurangan Routing Dinamis
  • Bandwidth yang dibutuhkan lebih besar
  • Jalur yang bisa menentukan adalah sistem bukan dari administrator
  • Membutuhkan RAM yang lebih besar untuk menentukan jalur terbaik saat terjadi down


Jika ada Perubahan Topologi 
Penggunaan Sumberdaya (Resource) 
Keamanan 

Dalam jaringan, ada berbagai macam routing yang sering digunakan saat ini, tetapi kali ini kami akan membahas 2 routing yang paling banyak digunakan yaitu routing static dan routing dinamis. Nah agar Anda tidak salah, kami sudah menyiapkan pembahasan mengenai apa perbedaan dari routing static dan routing dinamis dalam jaringan?
Routing statis (Static Routing) adalah proses setting router jaringan menggunakan tabel routing yang dilakukan secara manual saat melakukan konfigurasi. Jika ada perubahan, maka administrator jaringan harus melakukan setting ulang pada jaringan. Routing statis merupakan pengaturan yang paling simple dalam jaringan komputer, untuk menggunakannya administrator tinggal mengisi dalam tabel entri forwarding pada setiap router yang terhubung pada jaringan tersebut.
Penggunaan routing statis cocok untuk jaringan internet berskala kecil, untuk jaringan yang skalanya besar tidak disarankan menggunakan routing statis. Nah setiap routing pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya, berikut kelebihan dan kekurangan routing statis:
Routing dinamis (Dynamic Routing) adalah router yang memiliki kemampuan untuk membuat tabel routing secara otomatis berdasarkan lalu lintas jaringan dan router yang terhubung. Routing dinamis ini kebalikan dari routing statis yang semuanya harus dilakukan secara manual. Protokol routing akan mengatur router secara otomatis sehingga bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dengan saling memberikan informasi antar router.
Routing dinamis mempelajari sendiri arah dari rute yang terbaik untuk meneruskan paket dari satu network menuju network lainnya. Administrator tidak bisa menentukan rute mana yang harus dilewati, melainkan semuanya sudah secara otomatis berjalan. Pengisian dan pemeliharaan pada routing table dilakukan secara otomatis sehingga antar router satu dengan lainnya saling bertukar informasi untuk mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Ada beberapa macam routing dinamis yang perlu Anda ketahui:
Demikian pembahasan mengenai perbedaan routing static dan routing dinamis pada jaringan. Banyak perbedaan dari kedua jenis routing tersebut terutama fitur dan kemampuannya. Saat ini perangkat keras jaringan yang paling banyak menggunakan router CISCO karena konfigurasinya yang lebih familiar dan tersedianya fitur CISCO Packet Tracer yang memudahkan dalam simulasi penggunaan jaringan dan juga bisa Anda gunakan untuk belajar.
Perlu diketahui bahwa Qwords tidak hanya membahas mengenai jaringan saja, melainkan memiliki layanan penjualan domain hosting murah dari Qwords untuk kebutuhan website Anda. Tunggu apalagi bagi Anda yang belum memiliki website pesan sekarang juga untuk mendapatkan harga spesial.
Terima kasih

Senin, 15 Juni 2020

Rangkuman Materi

Pertemuan 11

Nama : Lindia
NIM    : 12183456

1.    Jelaskan Fungsi – Fungsi dari Protokol (ICMP, POP3, SMTP, FTP dan ARP)

a)      ICMP (Internet Control Message Protocol)
Protokol yang digunakan untuk memberikan kiriman pesan – pesan ke dalam sebuah jaringan, mulai dari mengirimkan pesan error, pesan diterima, hubungan putus atau connection lost, dan sebagainya. Dengan adanya protokol ini, maka jaringan akan mengetahui respon – respon yang terjadi selama konektivitas didalam jaringan itu berlangsung.

Fungsi ICMP :
-    Membantu proses error handling / melaporkan apabila terjadi error pada sebuah jaringan.
-    Membantu control procedure atau prosedur pengaturan pada sebuah jaringan.
-    Menyediakan pengendalian error dan pengendalian arus pada network layer atau lapisan jaringan.
-    Mendeteksi terjadinya error pada jaringan, seperti connection lost, kemacetan jaringan dan sebagainya.

b)      POP3 (Post Office Protocol versi 3)
Protokol yang memiliki fungsi seperti bis surat dan digunakan di dalam e-mail client yang kita miliki untuk mengambil dan membaca e-mail yang masuk.

Fungsi POP3 :
Protokol yang digunakan untuk mengakses e-mail atau surat elektronik yang masuk ke dalam e-mail client. Fungsi utama dari POP3 adalah untuk menyimpan sementara e-mail yang terkirim di dalam sebuah e-mail server, dan kemudian meneruskannya ke dalam e-mail client, dimana baru akan terrespon ketika e-mail tersebut sudah dibuka oleh user yang berhak (mereka yang memegang username dan juga password dari alamat e-mail).

c)      SMTP (Simple Mail Transport Protocol)
Protokol untuk melakukan proses pengiriman dan penerimaan (proses transfer sebuah surat secara elektronik), namun dengan menggunakan sebuah acara teknis yang simple dan mudah untuk dipaham dan diimplementasikan.

Fungsi SMTP :
Protokol yang digunakan untuk membantu user mengirimkan surat elektronik / e-mail kepada penerima. Kita sebagai seorang user dapat mengirimkan pesan elektronik atau e-mail kepada penerima.

d)      FTP (File Transfer Protocol)
Protokol yang berfungsi untuk pertukaran file dalam suatu jaringan komputer yang mendukung protokol TCP/IP.
Dua hal pokok pada FTP yaitu FTP Server dan FTP Client. FTP juga bisa dikatakan sebuah protokol internet yang berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pentransferan berkas (file) komputer antar mesin-mesin dalam sebuah framework.
FTP merupakan salah satu protokol internet yang paling awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini untuk melakukan pengunduhan (download) dan pengunggahan (upload) berkas-berkas komputer antara FTP Client dan FTP Server. FTP Client adalah sebuah aplikasi yang dapat mengeluarkan perintah - perintah FTP ke sebuah FTP Server, sedangkan FTP Server adalah sebuah Windows Service atau daemon yang berjalan di atas sebuah komputer yang merespon perintah - perintah dari sebuah FTP Client. Perintah-perintah FTP dapat digunakan untuk mengubah direktori, mengubah modus transfer antara biner dan ASCII, mengunggah berkas komputer ke FTP Server, serta mengunduh berkas dari FTP Server.

Fungsi FTP :
Melakukan transfer file antara komputer yang terhubung melalui jaringan, termasuk internet. Dalam bahasa teknis, FTP dikenal sebagai protokol jaringan yang memungkinkan transfer file antara komputer yang tersambung pada TCP/IP yang berbasis jaringan. Hal ini mencangkup serangkaian peraturan dan prosedur untuk transfer data digital yang aman. FTP juga berfungsi untuk mempermudah dalam pembagian file - file, mempercepat secara tidak langsung atau implicyt menggunakan komputer remote, melindungi user dari berbagai file storage system antar host.
  
e)      ARP (Address Resolution Protocol)
Protokol yang berfungsi memetakan IP address menjadi MAC (Media Access Control) Address. ARP merupakan penghubung antara datalink layer dan IP layer pada TCP/IP. Semua komunikasi yang berbasis Ethernet menggunakan protokol ARP ini. Intinya setiap komputer atau device yang akan berkomunikasi pasti akan melakukan transaksi atau tukar menukar informasi terkait antara IP dan MAC Address. Setiap transaksi akan disimpan di dalam cache OS kita. Namun protokol ini punya kelemahan serius, karena setiap komputer bisa saja memberikan transaksi ARP yang dimanipulasi. Dengan merubah MAC address yang sesungguhnya, kelemahan ini dimanfaatkan untuk jenis serangan ARP Poisoning atau ARP Spoofing atau Man In The Middle Attack.

Fungsi ARP :
Untuk meningkatkan keamanan. Dalam mikrotik, masukan ARP bisa didapat secara dinamik. Namun untuk meningkatkan keamanan, kita dapat memasukkan ARP statis secara manual. Dengan hanya membolehkan sebuah router me-reply hanya untuk masukan ARP statis pada tabel ARP, maka akan membatasi akses ke router dan jaringan di belakang router, yang hanya untuk IP Address atau Mac Address dengan kombinasi.

2. Kelebihan dan Kekurangan IPv4 & IPv6

A.    Internet Protokol versi 4

Kelebihan :

-    Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.
-    Pengelolaan rute informasi yang tidak memerlukan seluruh 32 bit tersebut, melainkan cukup hanya bagian jaringannya saja, sehingga besar informasi rute yang disimpan di router, menjadi kecil. Setelah address jaringan diperoleh, maka organisasi tersebut dapat secara bebas memberikan address bagian host pada masing-masing hostnya.

Kekurangan :

-    Panjang alamat 32 bit (4bytes).
-    Dikonfigurasi secara manual atau DHCP IPv4.
-    Dukungan terhadap IPSec opsional.
-    Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan pada router, menurunkan kinerja router.
-    IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat). IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja.

B.     Internet Protokol versi 6

Kelebihan :

-    Format header baruHeader baru IPv6 lebih efisien daripada header pada IPv4 (karena memiliki overhead yang lebih kecil). Hal ini diperoleh dengan menghilangkan beberapa bagian yang tidak penting atau opsional.
-    Jumlah alamat yang jauh lebih besarDengan spesifikasi bit untuk alamat standar sebanyak 128-bit memiliki arti IPv6 akan mampu menyediakan 2128 kemungkinan alamat unik. Walaupun tidak semuanya akan dialokasikan namun sudah cukup untuk keperluan masa mendatang sehingga teknologi semacam NAT pada IPv4 sudah tidak perlu lagi digunakan.
-    Infrastruktur routing dan addressing yang efisien dan hirarkis. Arsitektur pengalamatan IPv6 yang hirarkis membuat infrastruktur routing menjadi efisien dan hirarkis juga. Adanya konsep skup juga memudahkan dalam manajemen pengalamatan untuk berbagai mode teknologi transmisi.
-    Kemampuan Plug-and-play melalui stateless maupun statefull address auto-configuration.Pada teknologi IPv6, sebuah node yang memerlukan alamat bisa secara otomatis mendapatkannya (alamat global) dari router IPv6 ataupun cukup dengan mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 tertentu (alamat link local) tanpa perlu adanya DHCP server seperti pada IPv4. Hal ini juga akan memudahkan konfigurasi. Hal ini penting bagi kesuksesan teknologi pengalamatan masa depan karena di Internet masa depan nanti akan semakin banyak node yang akan terkoneksi. Perangkat rumah tangga dan bahkan manusia pun bisa saja akan memiliki alamat IP. Tentu saja ini mensyaratkan kesederhanaan dalam konfigurasinya. Mekanisme konfigurasi otomatis pada IPv6 ini akan memudahkan tiap host untuk mendapatkan alamat, menemukan tetangga dan router default bahkan menggunakan lebih dari satu router default untuk redundansi dengan efisien.
-    Keamanan yang sudah menjadi standar built-in.Jika pada IPv4 fitur IPsec hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini menjadi spesifikasi standar. Paket IPv6 sudah bisa secara langsung diamankan pada layer network.
-    Dukungan  yang lebih bagus untuk QoSAdanya bagian (field) baru pada header IPv6 untuk mengidentifikasi trafik (Flow Label) dan Traffic Class untuk prioritas trafik membuat QoS yang lebih terjamin bisa diperoleh, bahkan ketika payload dari paket terenkripsi dengan IPSec dan ESP.
-    Berbagai protokol baru untuk keperluan interaksi antar node.
Adanya protokol baru misalnya Network Discovery dengan komunikasi multicast dan unicast yang efisien bisa menggantikan komunikasi broadcast ARP untuk menemukan neighbor dalam jaringan.
-    Ekstensibilitas.
Di masa depan IPv6 dapat dikembangkan lagi fitur-fiturnya dengan menambahkanya pada extension head.

 Kekurangan :

-    Operasi IPv6 membutuhkan perubahan perangkat (keras dan/atau lunak) yang baru yang mendukungnya.
-    Harus ada pelatihan tambahan, serta kewajiban tetap mengoperasikan jaringan IPv4, sebab masih banyak layanan IPv6 yang berjalan di atas IPv4.

3. Penjelasan 7 Layer OSI

Pengertian 7 Layer OSI
7 Layer OSI adalah sebuah model arsitektual jaringan yang dikembangkan oleh badan Internasional Organization for Standardization (OSI) di Eropa pada tahun 1977. OSI mempunyai kepanjangan yaitu " Open System InterConnection" yang merupakan kumpulan layer-layer yang tidak saling bergantungan namun saling berkaitan satu sama lainnya, maksud dari pernyataan tersebut adalah masing-masing layer sudah mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing dan saling mengisi satu sama lain, dan sama halnya dengan sebuah kerjasama kelompokJika  salah satu layer tersebut tidak digunakan maka tidak akan terbentuk jaringan.

Senin, 18 Mei 2020

Switching

Pertemuan 9
Nama : Lindia
NIM   : 12183456

Switch UnManage (Non Manageble Switch)
Unmanaged switch adalah switch yang tidak dapat di-manage. Maksudnya adalah switch tersebut pada saat kita membelinya, hanya bisa kita nyalakan dan tancap semua kabel UTP ke switch tersebut, dan sudah berfungsi dengan baik. Unmanaged switch biasanya dipilih oleh pengguna-pengguna yang memang tidak ingin ‘dipusingkan’ oleh konfigurasi peralatan jaringan, karena sekedar plug-and-play. Selain mudah dipasang, tentu saja karena tidak adanya modul management di dalam switch, harga dari switch tersebut akan lebih murah dibandingkan switch yang managed. Namun, apabila terjadi masalah dengan jaringan kita, kita tidak akan bisa melakukan troubleshooting dengan mudah, karena memang switch nya tidak bisa diapa-apakan. Beberapa trouble shooting jaringan yang sering terjadi dalam pemakaian switch unmanage diantaranya : IP Address ConflictEthernet tidak bisa connect, dan virus jaringan
Switch Manage (Manageble Switch)
Arti dari manageable di sini adalah bahwa switch dapat kita konfigurasi sesuai dengan kebutuhan network kita agar lebih efesien dan maksimal, sehingga bisa diatur untuk kebutuhan jaringan tertentu. Kelebihan switch manageable adalah:
  • Mendukung penyempitan broadcast jaringan dengan VLAN
  • Pengaturan access user dengan access list
  • Membuat keamanan network lebih terjamin
  • Bisa melakukan pengaturan port yang ada.
  • Mudah memonitoring trafic maintenance network karena dapat diakses tanpa harus berada di dekat switch.
Perbedaan Switch Managed dan Switch Unmanaged Beserta Kelebihannya
Saat ini switch terus mengalami perkembangannya. Dimana pada switch telah menerapkan beberapa fitur canggih yang membuat switch menjadi handal terutama dalam hal distribusi data antar komputer.
Dari segi fungsi dasarnya, switch dibedakan menjadi Dua jenis yakni switch unmanaged dan switch managed. Namun keduanya memiliki perbedaan. Perbedaan Switch Managed dan Switch Unmanaged Beserta Kelebihannya, antara lain:
Dari segi harga switch unmanaged harganya lebih murah dibandingkan dari switch manageable. Harga tersebut memang sangatlah wajar, karena sebanding dengan fungsi dan kemampuannya. Dimana Pengertian Switch unmanaged adalah jenis switch yang hanya dapat menjalankan fungsi dasar switch saja yakni fungsi Address Learning dan fungsi penyaring data.
Pengertian Switch managed adalah jenis switch yang memiliki fitur-fitur yang handal yang mampu mendukung kinerja switch dalam jaringan network komputer. Jadi wajar harganya lebih mahal. Switch unmanageable hanya memiliki kemampuan untuk meneruskan data saja dan tidak dapat melakukan pengaturan. Karena pada switch unmanageable semua pengaturan berlaku tetap.
Sementara pada Switch manageable sifatnya lebih fleksible yang artinya memiliki sistem pengaturan sehingga kita bisa melakukan konfigurasi sesuai kebutuhan kita. Tak hanya itu Switch manageable juga telah memiliki fitur untuk mengatur lalu lintas data.
Switch manageable juga telah dilengkapi dengan fitur popular yakni fitur Virtual LAN atau VLAN yang membuat switch ini dapat terhubung pada segment LAN secara bersamaan yang dapat dipakai lebih dari 1 LAN. Kelebihan ini tidak dimiliki oleh switch unmanaged.
Dalam segi networking redudancy, switch manage memiliki pengaturan secara otomatis dimana fungsinya pada saat terjadj masalah link maka link backup secara otomatis akan mengambil alih. Dimana fitur redudancy ini digunakan untuk menyediakan jalur cadangan saat jalur utama terputus dan proses data transfer akan dialihkan ke jaringan backup. Sementara fitur redudancy pada switch unmanaged tidak bersifat otomatis.
Pada Switch unmanaged tidak dapat melakukan pengaturan prioritas lalu lintas data dimana semua data memiliki prioritas yang sama, baik data yang urgent ataupun tidak. Namun lain hal pada switch managed memiliki kemmapyan untuk mengatur prioritas lalu lintas yang mana data yang urgent dapat dikirim dulu.
Pada switch unmanage tidak memiliki fitur monitoring. Artinya Switch unmanage yang dipasang pada jaringan tidak bisa dicek melalui network atau jaringan. Dimana Pengecekan hanya dapat dilakukan untuk memastikan data yang dikirim telah sampai tujuan.
Switch managed, memiliki fiur monitoring yang fungsinya dapat melakukan konfigurasi IP address bahkan juga dapat melakukan pengecekan transfer data melalui IP address, atau melakui protocol SNMP atau program monitoring lainnya. Dan dari segi IP address, switch manage memiliki Alamat IP sementra switch unmanaged tidak.
VLAN Support yang digunakan pada switch Unmanage semua Portnya terletak pada jaringan yang sama, dengan kata lain koneksi yang ada pada sebuah port akan langsung disebarkan untuk semua Port yang tersedia. Sementara pada Switch Managed, port yang ada tidak semuanya bisa saling terhubung sebab semua koneksinya tergantung oleh konfigurasi VLAN yang dilakukan. Dimana konfigurasi umumnya bisa dilakukan nelalui port serial, ort teknet, port web dan lainnya.
Switch unnamage memiliki fungsional hubungan abtar swicth ke switch dimana tidak merubah topologi jaringan yang sudah ada, artinya semua PC akan tetap berada dalam network yang sama. Sementara Pada Switch Managed antara switch ke Switch terkoneksi, artinya dari switch ke switch dapat terhubung dengan banyak Network yang berbeda.
Perbedaan-dan-Pengertian-Switch-Managed-dan-Switch-Unmanaged
DEVICE SUPPORT SWITCH MANAGEABLE
Gigabit Smart Plus Switch Management CISCO SG220-50-K9-EU 50-Port
switches-sg220-50-50-port-gigabit-smart-plus-switch
Smart Switch D-Link DES-1210-28 24
71ni+txG3zL._SX425_
UBIQUITY US-8-60W UniFi Switch 8-Port 60W PoE Managed Gigabit Switch
31yCv1hSCEL._SX466_
Dell Networking X-Series Smart Managed Switches
X-Series Networking Switches Family Shot
Huawei S3700 Series Enterprise Switches
S3700-28TP-PWR-EI-Front_looking-down
KONFIGURASI SISTEM OPERASI Akses Cisco IOS
Akses Cisco IOS
1. Semua perangkat Cisco
menggunakan IOS
2. Metode akses Cisco IOS
    > Console
    > Auxilary
    > Virtual Terminal (Telnet/SSH)
3. Program Emulation Terminal
    > Putty
    > Tera Term
    > SecureCRT

Perintah Dasar Cisco
1. User EXEC Mode / “(Switch> )”
User EXEC Mode tidak mengijinkan user untuk
melakukan perubahan konfigurasi pada perangkat.
Serta User EXEC Mode hanya memiliki perintah-
perintah terbatas. Biasanya digunakan untuk melakukan monitoring atau view.
2. Privileged EXEC Mode / “(Switch# )”
Mode ini dapat digunakan untuk melakukan
konfigurasi pada perangkat.

Perintah yang digunakan untuk
berpindah dari User EXEC Mode
ke Privileged EXEC Mode
menggunakan “enable”.
Perintah yang digunakan untuk berpindah
Privileged EXECMode ke  Mode konfigurasi global menggunakan "configure terminal".

KONFIGURASI DASAR PERANGKAT

Hostname
• Nama Perangkat
> Nama host memungkinkan perangkat untuk diidentifkasi oleh
Administrator jaringan
> Sangat penting dan juga harus ditampilkan dalam
pendokumentasian topologi
• Konfigurasi Hostname
> Dimulai dengan huruf, Tidak mengandung spasi
> Dapat menggunakan huruf, angka atau tanda baca.

Secure Access
• Mengamankan Akses Perangkat
– Mengamankan akses privileged EXEC dan user EXEC.
• Konfigurasi Sandi
– Gunakan password yang kuat.
– Hindari menggunakan password secara berulang
• Mengenkripsi password
– Cisco IOS menampilkan password
dalam teks biasa secara default.
– Password harus dienkripsi.
– Untuk melihat konfigurasi secara
keselurahan dapat menggunakan
perintah “Switch# show run”
• Memberikan Banner
– Kata-kata yang menyiratkan bahwa login adalah "selamat
datang“.
– Sering digunakan untuk pemberitahuan hukum karena
ditampilkan ke semua terminal yang terhubung.

Menyimpan Konfigurasi
• Simpan Konfigurasi
– File yang disimpan di NVRAM berisi semua perintah yang akan
digunakan pada startup atau restart
– NVRAM tidak kehilangan isinya saat perangkat dimatikan.
• Mengubah konfigurasi
– File yang disimpan dalam RAM mencerminkan konfigurasi saat
ini. RAM kehilangan semua isinya saat perangkat dimatikan atau
restart.


Port dan IP Address
Ket:
Interface gigabitEthernet 0/0: digunakan untuk menentukan
interface yang akan dikonfigurasi IP Address
Ip address 192.168.10.1 255.255.255.0: digunakan untuk
memasukan alamat IP Address terhadap interface yang telah
ditentukan
No shutdown: digunakan untuk mengaktifkan interace
Konfigurasi IP Address Secara Manual Pada
End Devices
– Untuk mengkonfigurasi alamat IPv4 pada
host Windows secara manual, buka Control
Panel> Network Sharing Center> Change
adapter settings dan pilih adapter yang
akan digunakan.
• Konfigurasi IP Address Secara Otomatis
Pada End Devices
– DHCP memungkinkan konfigurasi alamat
IPv4 secara otomatis untuk setiap end
devices.
• Switch Virtual Interface Configuration
– Untuk mengkonfigurasi SVI pada switch,
menggunakan interface vlan 1.